EARNINGS MANAGEMENT: Mengatur Laba, Legal atau Tidak?

EARNINGS MANAGEMENT: Mengatur Laba, Legal atau Tidak?

Hello, Rekan Akuntamu!

Pernahkah kalian mendengar istilah Earnings Management atau Pengaturan Laba? Bagi kalian yang terlibat dalam dunia akuntansi, istilah ini pasti sudah tidak asing lagi. Namun, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan earnings management? Apakah itu Legal? Apa tujuanya? Yuk, kita bahas satu per satu.

 

Apa itu Earnings Management?

Earnings Management adalah teknik dalam akuntansi yang digunakan utnuk mengatur laporan keuangan dengan tujuan memberikan citra lebih positif terhadap kondisi bisnis dan posisi keuangan Perusahaan. Salah satu faktor utama yang memungkinkan praktik ini adalah penerapan standar akuntansi yang berasis prinsip, seperti IFRS (International Financial Reporting Standards).

IFRS memberikan ruang untuk akuntan untuk professional judgement atau penilaian professional dalam penerapan prinsip-prinsip akuntansi, yang sering kali dimanfaatkan perusahaan untuk membuat laba terlihat lebih “Smooth” atau lebih stabil.

 

Kenapa Perusahaan Melakukan Earnings Management?

Laba Perusahaan sering kali mengalami fluktuasi yang signifikan. Kenaikan atau penurunan yang drastis di laporan keuangan dapat menimbulkan ketidakpastian di kalangan investor, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi minat mereka terhadap Perusahaan. Perusahaan mungkin juga memiliki tujuan tertentu, seperti menaikkan laba secara signifikan untuk menarik perhatian investor atau memenuhi target kinerja tertentu agar mendapatkan bonus.

 

Nah, jadi apakah earnings management itu di perbolehkan? Jawabannya adalah, selama perusahaan tidak melanggar peraturan yang berlaku, earnings management sah-sah saja dilakukan, namun meskipun diperbolehkan, sering kali manajemen melaggar batasan ini karena adanya insentif, seperti bonus besar jika target laba tercapai.

 

Jenis-Jenis Earnings Management

  1. Income Smoothing

Teknik ini digunakan untuk mengurangi fluktuasi laba yang signifikan dari tahun ke tahun, sehingga laporan keuangan terlihat lebih stabil. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan investor, karena laba yang lebih konsisten dianggap lebih aman dan terprediksi.

  1. Big Bath

Pada teknik ini, perusahaan mengakui kerugian besar pada tahun tertentu (biasanya tahun yang buruk) untuk membersihkan laporan keuangan. Setelah itu, diharapkan laba akan meningkat secara signifikan pada periode berikutnya karena "kerugian besar" telah dibukukan.

  1. Income Minimization

Beberapa perusahaan menggunakan teknik ini untuk meminimalkan laba mereka, misalnya untuk tujuan pajak. Dengan menurunkan laba yang dilaporkan, perusahaan bisa mengurangi beban pajak yang harus dibayar.

  1. Income Maximization

Sebaliknya, ada perusahaan yang memilih untuk memaksimalkan laba mereka, misalnya untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik agar menarik investor atau memenuhi target internal.

 

Nah, pertanyaan besar yang muncul adalah, apakah laba benar-benar bisa diatur? Jawabannya adalah, tentu saja! Tetapi, ini adalah perbedaan antara seorang matematikawan dan seorang akuntan. Jika seorang matematikawan ditanya berapa hasil dari 1 + 1, mereka akan menjawab "2". Namun, seorang akuntan akan menjawab, "Berapa yang Anda inginkan?" Begitulah dunia akuntansi, di mana banyak hal bisa disesuaikan dengan prinsip dan interpretasi yang tepat.

Namun, perlu diingat bahwa meskipun ada ruang untuk penyesuaian, segala praktik earnings management harus tetap mematuhi peraturan yang berlaku dan tidak boleh berujung pada manipulasi laporan keuangan yang bisa merugikan pihak lain, seperti investor atau pemangku kepentingan.