Perhitungan Penyusutan Harta Berwujud Untuk Pelaporan SPT Tahunan Badan
Halo rekan akuntanmu
Tak terasa batas pelaporan (SPT) Surat Pemberitahuan tahunan badan Tahun 2023 tinggal kurang lebih sebulan lagi. Tentunya setiap pegawai keuangan perusahaan akan mempersiapkan data atau laporan yang akan diperlukan untuk pelaporan SPT Tahunan ini dengan sangat baik dan benar.
Kita tau dalam pelaporan SPT Tahunan badan juga harus melaporkan nilai aset yang dimiliki perusahaan. Lalu bagaimana perhitungan nilai aset dan nilai penyusutan yang sesuai dengan Peraturan Perpajakan? Mari simak artikel berikut ini.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72 Tahun 2023 Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/ atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Dalam menghitung nilai aset dan penyusutan sesuai dengan Pasal 2 pada PMK tersebut, harta berwujud dibagi menjadi 2 golongan yaitu Bukan Bangunan dan Bangunan yang ditetapkan sebagai berikut:
Kelompok Harta Berwujud |
Masa Manfaat |
Tarif Penyusutan sebagaimana dimaksud pada |
||
Ayat (1) |
Ayat (2) |
|||
I. |
Bukan Bangunan |
|
|
|
|
Kelompok 1 |
4 tahun |
25% |
50% |
|
Kelompok 2 |
8 tahun |
12,5% |
25% |
|
Kelompok 3 |
16 tahun |
6,25% |
12,5% |
|
Kelompok 4 |
20 tahun |
5% |
10% |
II. |
Bangunan |
|
|
|
|
Permanen |
20 tahun |
5% |
|
|
Tidak Permanen |
10 tahun |
10% |
|
Perhatikan contoh soal berikut ini:
PT C membeli sepeda motor pada bulan Juli 2023 seharga Rp16.000.000. Sepeda motor tersebut masuk ke dalam kelompok 1 (dapat dilihat pada lampiran yang tidak terpisahkan dari PMK Nomor 72 Tahun 2023) yang memiliki masa manfaat 4 tahun secara fiskal. Berapakah nilai penyusutan motor tersebut?
Jawab:
Tahun |
Proporsional |
Tarif |
Penyusutan |
Nilai Sisa Buku |
Harga Perolehan |
|
|
16.000.000 |
|
2023 |
6/12 |
25% |
2.000.000 |
14.000.000 |
2024 |
|
25% |
4.000.000 |
10.000.000 |
2025 |
|
25% |
4.000.000 |
6.000.000 |
2026 |
|
25% |
4.000.000 |
2.000.000 |
2027 |
6/12 |
25% |
2.000.000 |
0 |
Nilai penyusutan dihitung dari masa perolehan aset tersebut. Apabila aset tersebut tidak diperoleh awal tahun maka nilai penyusutan dihitung dari masa manfaat aset dibagi 12 bulan, kemudian dikalikan tarif dan dikalikan dengan nilai perolehan.